Thursday, October 13, 2016

KD 9 TROUBLESHOOTING PADA LAPISAN DATA LINK JARINGAN WAN

Hasil gambar untuk data link layer

Troubleshooting Layer 2 bisa menjadi proses yang menantang. Konfigurasi dan operasi protokol ini sangat penting untuk menciptakan, jaringan baik-tuned fungsional. Layer 2 masalah menyebabkan gejala khusus yang, ketika diakui, akan membantu mengidentifikasi masalah dengan cepat.
Gejala umum dari masalah jaringan pada layer data link antara lain:
•           No functionality or connectivity at the network layer or above – Beberapa Layer 2 masalah dapat menghentikan pertukaran frame di link, sementara yang lain hanya kinerja jaringan alasan untuk menurunkan.
•           Network is operating below baseline performance levels – Ada dua jenis yang berbeda dari suboptimal Layer 2 operasi yang dapat terjadi dalam jaringan. Pertama, frame mengambil jalan suboptimal ke tujuan mereka, tetapi lakukan tiba. Dalam hal ini, jaringan mungkin mengalami penggunaan bandwidth tinggi pada link yang seharusnya tidak bahwa tingkat lalu lintas. Kedua, beberapa frame dijatuhkan. Masalah-masalah ini dapat diidentifikasi melalui counter statistics kesalahan dan pesan kesalahan konsol yang muncul pada switch atau router. Dalam lingkungan Ethernet, sebuah ping diperpanjang atau terus-menerus juga mengungkapkan jika frame yang dijatuhkan.
•           Excessive broadcasts – Sistem operasi menggunakan siaran dan multicast secara ekstensif untuk menemukan layanan jaringan dan host lainnya. Umumnya, siaran berlebihan hasil dari salah satu situasi berikut: buruk diprogram atau dikonfigurasi aplikasi, besar Layer 2 broadcast domain, atau masalah jaringan yang mendasarinya, seperti STP loop atau rute mengepakkan.
•           Console messages – Dalam beberapa kasus, router mengakui bahwa masalah Layer 2 telah terjadi dan mengirimkan pesan peringatan ke konsol. Biasanya, router melakukan hal ini ketika mendeteksi masalah dengan menafsirkan frame yang masuk (enkapsulasi atau framing masalah) atau ketika keepalives diharapkan tetapi tidak tiba. Pesan konsol paling umum yang menunjukkan masalah Layer 2 adalah protokol garis bawah pesan.
Isu pada layer data link yang sering mengakibatkan konektivitas jaringan atau kinerja masalah meliputi:
•           Encapsulation errors – Kesalahan enkapsulasi terjadi karena bit ditempatkan dalam bidang tertentu oleh pengirim tidak apa penerima mengharapkan untuk melihat. Kondisi ini terjadi ketika enkapsulasi di salah satu ujung link WAN dikonfigurasi berbeda dari enkapsulasi yang digunakan di ujung lain.
•           Address mapping errors – Dalam topologi, seperti point-to-multipoint, Frame Relay, atau Ethernet siaran, adalah penting bahwa Layer 2 alamat tujuan yang tepat diberikan kepada frame. Hal ini memastikan kedatangannya di tujuan yang benar. Untuk mencapai hal ini, perangkat jaringan harus sesuai tujuan Layer 3 alamat dengan benar Layer 2 alamat menggunakan peta baik statis atau dinamis. Dalam lingkungan yang dinamis, pemetaan Layer 2 dan Layer 3 informasi dapat gagal karena perangkat mungkin telah secara khusus dikonfigurasi untuk tidak menanggapi ARP atau Inverse-ARP permintaan, Layer 2 atau Layer 3 informasi yang di-cache mungkin telah berubah secara fisik, atau valid balasan ARP diterima karena kesalahan konfigurasi atau serangan keamanan.
•           Framing errors – Frames biasanya bekerja dalam kelompok 8-bit byte. Sebuah kesalahan framing terjadi ketika sebuah frame tidak berakhir pada batas byte 8-bit. Ketika ini terjadi, penerima mungkin memiliki masalah menentukan mana satu frame berakhir dan bingkai lain dimulai. Terlalu banyak frame yang tidak valid dapat mencegah keepalives valid dari yang dipertukarkan. Kesalahan framing dapat disebabkan oleh garis serial bising, kabel dirancang tidak benar (terlalu lama atau tidak terlindung dengan baik), atau tidak dikonfigurasi dengan benar unit pelayanan saluran (CSU) jam line.
•           STP failures or loops – Tujuan dari Spanning Tree Protocol (STP) adalah untuk menyelesaikan topologi fisik berlebihan dalam topologi seperti pohon dengan memblokir port berlebihan.
Share:

KD 8 TROUBLESHOOTING PADA LAPISAN FISIK JARINGAN WAN

ROUTER
Hasil gambar untuk router
Router  adalah  sebuah  alat  jaringan  komputer  yang  mengirimkan  paket  data  melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.
Router berfungsi sebagai penghubung  antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
1. static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh para administrator jaringan.
2. dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki
dab membuat tabel
routing  dinamis,  dengan  mendengarkan  lalu  lintas  jaringan  dan  juga  dengan  saling berhubungan dengan router lainnya.

Identifikasi masalah dan lapisan fisik
Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan mekanisme untuk meletakkan bit-bit data diatas media jaringan seperti kabel, radio dan cahaya. Selain itu, lapisan ini dapat mendefinisikan tegangan listrik, arus listrik, modulasi sinkronisasi antar bit, pengaktifan dan pemutusan koneksi serta beberapa karakteristik kelistrikan untuk media transmisi seperti kabel UTP / STP, kabel koaksial atau kabel fiber optic. Protocol pada PHY Layer mencakup IEEE 802.3; RS-232C; X.21; repeater; transceiver; kartu jaringan atau Network Interface Card (NIC) dan pengabelan untuk beroperasi.

Standart pengkabelan EIA 506
Hasil gambar untuk EIA 506
Standar pengkabelan UTP diatur oleh Electronics Industry Alliance/Telecommunication Industry Association (EIA/TIA).
Jika kita lihat, maka urutan warna T568A dari kiri ke kanan adalah:
putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat.
sedangkan untuk jenis T568B urutannya adalah:
putih-oranye, oranye, putih-hijau,  biru, putih-biru, hijau, putih-coklat, coklat. Dua urutan warna diatas adalah urutan warna yang telah menjadi standar internasional dalam Cabling jaringan. selanjutnya, berdasarkan perbedaan urutan warna kedua Pin dari suatu kabel masih dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu straigh-through dan cross-over:
a). Straigh-Through
 Istilah Straigh-Through digunakan untuk kabel LAN yang memiliki urutan warna yang sama pada kedua ujung Pin. misalnya ujung Pin yang satu memiliki urutan warna jenis T568A (putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat), maka ujung Pin yang lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568A. jika yang digunakan oleh salah satu Pin adalah standar T568B, maka ujung Pin lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B. anda dapat membuat kabel jenis straigh-through tanpa menggunakan aturan warna T568A maupun T568B asalkan dikedua ujung Pin memiliki urutan warna yang sama.
Kabel jenis Straigh-through digunakan untuk menghubungkan dua buah device yang tidak sejenis (mis: komputer-Switch/Hub, Komputer-Router, Router-Switch, dlsb)
b). Cross over
Berbeda dengan kabel jenis straigh-trough, kabel jenis Crossover memiliki urutan warna yang berbeda dikedua ujungnya. namun, perbedaan warna ini tidak boleh sembarangan, karena kedua ujung ini juga memiliki aturan urutan warna.
Pada kabel jenis Crossover standar, jika salah satu ujung Pin memiliki susunan warna berdasarkan aturan T568A, maka ujung Pin yang lain harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B.
jika anda membuat urutan sendiri pada sebuah kabel LAN, maka urutan warna pada Pin Crossover-nya adalah : urutan warna ke-1 Pin pertama menjadi urutan ke-3 pada Pin kedua, urutan ke-2 pada Pin pertama menjadi urutan warna ke-6 pada Pin kedua.
Kabel jenis Crossover digunakan pada saat kita menghubungkan 2 buah device yang sejenis (mis:komputer-komputer, komputer-Router, Switch-Hub, Router-router, Switch).
untuk lebih jelasnya anda dapat memperhatikan contoh gambar dibawah ini

Pengujian kabel pada jaringan.
Setelah kedua ujung kabel UTP dihubungkan dengan LAN Tester,diperoleh data sebagai berikut :
Led 1 : menyala
Led 2 : menyala
Led 3 : menyala
Led 4 : menyala
Led 5 : menyala
Led 6 : menyala
Led 7 : menyala
Led 8 : menyala

     jika lampu led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 sampai 8 berarti telah sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut ada masalah. Cara paling mudah yaitu tekan (press) lagi menggunakan tang. Kemungkinan pinnya belum tembus. Kalau sudah kita tekan tetapi masih tidak nyambung, maka coba periksa korespondensinya antar pin udah 1-1 atau belum.

Masalah Yang Bisa Terjadi
  • Router Tidak Berfungsi
  • Kesalahan Konfigurasi Router
  • PC spesipikasi minimum
  • Kabel Rusak
  • HUB/Switch tidak berfungsi, dll.
Share:

Sunday, October 9, 2016

Kesimpulan KD 1 - KD 4

Jaringan Nirkabel | Review KD1 - KD4


KD1

Pada kompetensi dasar yang pertama, mempelajari tentang Gelombang Radio, Frekuensi dan panjang gelombang. Serta mempelajari tentang teknik pemodulasian. diantaranya adalah :

Analog

  • Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM)
  • Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM)
  • Modulasi Fasa (Phase Modulation, PM)

Modulasi Digital

  • Amplitude Shift Keying (ASK)
  • Frequency Shift Keying (FSK)
  • Phase Shift Keying (PSK)
  • Code Division Multiple Access(CDMA)


KD2

Mempelajari tentang jenis jenis teknologi jaringan nirkabel. Yaitu:
  • Wireless Personal Area Network (WPAN)
  • Wireless Local Area Network (WLAN)
  • Wireless Wide Area Network (WWAN)


KD3

Memahami tentang perangkat keras yang digunakan pada jaringan nirkabel. contohnya:
  • Nirkabel Router beserta fungsinya
  • Nirkabel Access Point beserta fungsinya
  • Antena Pengarah (jenis jenisnya)
  • Antena Omnidirectional (jenis jenisnya)

Standarisasi pada perangkat jaringan nirkabel
  • Standar 802.11b
  • Standar 802.11c
  • Standar 802.11d
  • Standar 802.11e
  • Standar 802.11f
  • Standar 802.11g
Bentuk - bentuk jaringan nirkabel seperti Ad-Hoc dan Infrastruktur
Nirkabel Channel


KD4

memahami tentang:
  • Semakin mengetahui tentang perancangan jaringan nirkabel secara utuh karena dapat mengidentifikasi kegiatan surver
  • Kapasitas Jaringan Nirkabel yang semakin mendalami
  • Topologi yang digunakan dalam perancangan jaringan nirkabel
  • Dapat mengidentifikasi interkoneksi perangkat jaringan
  • Mengetahui dan mendalami kondisi channel
  • Beberapa gangguan yang ada dalam pembuatan atau perancangan jaringan nirkabel (interferensi)
Share:

KD 4 PERANCANGAN JARINGAN NIRKABEL

Image result for JARINGAN NIRKABEL

1. IDENTIFIKASI KEGIATAN SURVEY(KOORDINAT, ZONA, CHANNEL, NOISE)
  • Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan Kompas pada peta
  • Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang(obstructure) sepanjang path
  • Hitung SOM, path dan accessories loss, EIRP, Freznal zone, ketinggian antena
  • Perhatikan posisi terhadap station lain, kemudian potensi hidden station, over shoot, dan test noise serta interferensi
  • Tentukan posisi ideal Tower, elevasi, panjang kabel dan alternative seandainya ada kesulitan dalam instalasi
  • Rencanakan sejumlah alternative metode instalasi 
2. PENENTUAN KAPASITAS JARINGAN WIRELESS


3. PENENTUAN TOPOLOGI JARINGAN WIRELESS


    A. Independent Basic Service Set (IBBS)


AdHoc sering disebut Independent Basic Service Set (IBBS). Jaringan AdHoc terbentuk bila antara client wireless yang dilengkapi dengan wireless LAN Card saling terhubung satu sama lain secara langsung. Pada jaringan ini tidak memerlukan perantara seperti access point atau perangkat lainnya. Topologi Adhoc ini memiliki beberapa kelemahan. Jika client yang terhubung semakin banyak, maka proses transmisi data akan semakin lambat.
Kelemahan lainnya, karena tidak adanya access point yang dijadikan consentrator pada topologi ini, menyebabkan tidak adanya perangkat yang bisa mengatur wireless client yang tekoneksi. Collusion atau tabrakan pun sangat mungkin terjadi



    B. Basic Service Set
        Koneksi antar wireless client pada topologi ini diperantarai oleh sebuah perangkat access point. Setiap wireless client yang ingin terhubng dengan client lainnya harus terhububung dulu dengan access point yang digunakan.




    C. Extended Service Set
        Pada topologi ESS terdapat lebih dari satu access point yang digunakan. Tujuannya adalah untuk menjangkau area yang lebih jauh lagi. Jadi, bisa dikatakan topologi ESS ini merupakan gabungan atau kumpulan dari topologi BSS.
Pada topologi BSS atau ESS, kita bisa memadukannya dengan jaringan kabel. Koneksi ini biasa disebut infrastruktur, dimana wireless client dapat terhubng dan berkomunikasi dengan client lain pada jaringan kabel.

    C. Paduan BSS dan ESS


 

4. MENGIDENTIFIKASI INTERKONEKSI PERANGKAT JARINGAN

5. KONDISI CHANNEL
    Channel dapat diibaratkan seperti sebuah jalan. Peralatan wireless yang mendukung standar protocol 802.11a/b/g yang menggunakan frekwensi 2, 4 GHz mempunyai jumlah 14 channel. Pemasangan Access Point dengan menggunakan frekwensi 2, 4 GHz lebih dari satu dalam satu ruangan atau area, harus memperhatikan channel agar tidak terjadi interferensi antar access point yang nanti dapat mengakibatkan kerusakan data. 

6. INTERFERENSI
Beberapa sumber noise:

  • Natural noise, adalah noise dari atmosfer dan galaksi
  • Manmade noise, adalah sinyal RF yang diambil oleh antena. Termasuk microwave oven, telepon cordless, dan indoor WiFi
  • Receiver noise, adalah noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima
  • Interferensi dari jaringan lain, adalah interferensi yang disebabkan oleh jaringan wireless lain yang bekerja pada band yang sama.
  • Interferensi dari jaringan sendiri, adalah terjadi jika kita menggunakan frekwensi yang sama lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak /spasi antar channelnya, atau menggunakan urusan frekwensi hopping yang tidak benar. 
  • Interferensi dari sinyal out of band, adalah disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekwensi band yang kita gunakan, misalnya pemancar FM, AM, atau TV, pager, radio CB.
  • strategi penanggulangan Interferensi
  • Gunakan antena sectoral atau antena pengarah / narrow band dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat efektif untuk mengurangi interferensi terutama di daerah yang spectrum-nya sangat padat sekali.
  • Gunakan jalur-jalur yang pendek, jangan berusaha membangun sambungan jarak jauh.
  • Pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain.
  • Ubah / ganti polarisasi antenna.
  • Atur azimuth antenna.
  • Ubah lokasi peralatan
Share:
Copyright © Materi TKJ Kelas XII | Powered by Blogger
Design by Rudi Ardiansyah R | Blogger Theme by -